Cerita dikit tentang hadits

Bismillah, alhamdulillah, asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah, Allahumma salli 'alaa muhammad wa 'ala aalii muhammad

Jadi, hari ini aku baca (lebih tepatnya membaca kembali) sekitar 2 lembar buku ukuran standar. Yup, buku bacaan sekaligus rekomendasi dari dosen kuliah hadits; karya Drs. Fatchur Rahman yang berjudul Ikhtisar Musthalahul Hadits. Aku baca bagian sejarah pertumbuhan hadits.

Jadi, dalam bukunya beliau, sejarah pertumbuhan hadits dibagi menjadi 5 bagian, tapi yang udah bisa aku ceritain baru 2 bagian pertama, yaitu sejarah periode periwayatan hadits dan sejarah penulisan dan pembukuan hadits.

Singkatnya, di periode pertama ini adalah periode waktu ketika Rasulullah salla allahu 'alayhi wa sallam masih hidup. Saat itu, beliau melarang secara umum untuk menuliskan perkataan beliau (hadits). Kenapa? Sebab khawatir nantinya ummatnya tertukar antara tulisan hadits dan Alquran. Akan tetapi, beliau juga membolehkan secara khusus kepada sedikit orang saja, yaitu Abdullah bin 'Amr bin 'Ash dan Jabir bin 'Abdullah atas cercaan orang kafir quraisy yang meremehkan tindakan Abdullah bin 'Amr sehingga ia meminta izin kepada Rasulullah saw. agar diperbolehkan menuliskannya.

Masih di periode pertama, namun setelah wafatnya Rasulullah saw. Hadits diriwayatkan secara lisan antarsahabat dan antara sahabat dengan tabi'in. Semua periwayatan mayoritas secara lisan.

Kemudian, di periode kedua yaitu di abad ke-II bahwa hadits hendak dibukukan secara resmi. Hal ini diusung oleh ide dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz, dengan tokoh pengumpul yaitu Az Zuhry dan Ibnu Hazm.

Nah aku baru bisa cerita segitu hihihi. Selamat penasaran lalu mencari ilmu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"I have a dream!" you said.

Nanti Kalau Allah Tanya, Jawab Apa?

"It all started with just one Bismillah."