Postingan

Nasehat itu Ketulusan

Iya dear. Nasehat itu arti asalnya adalah ketulusan, bukan ceramah atau peringatan. Dan itu juga yang menjiwai hadits "adDiinu anNasiihat" atau "agama adalah ketulusan" Ketika sahabat bertanya, nasehat itu harusnya pada siapa saja? Rasulullah saw menjawab yg pertama adalah Allah taala. Nasehat kepada Allah artinya Ketulusan pada Allah. Melakukan hanya apa yg Allah cintai dan membenci hanya apa yang Allah benci. Duh berat. Terutama dalam perkara cinta, manusia yg asupan atau kebanyakan inputnya adalah makhluk akan lebih mudah mencintai makhluk :(. Padahal... Yah kita tau mencintai makhluk adalah jalan keniscayaan pada kesedihan.

Ya!

Sangatlah mudah menjawab pertanyaan yang jawabannya hanya memiliki 1 pilihan, yaitu "ya!" Tapi justru pertanyaan yang jawabannya ya itulah, yang begitu sulit di lakukan.

Lagi lagi harmoni

(bukan sabun) Kembali lagi, ternyata butuh kepandaian melihat detail tanpa melepas keharmonisan. Yahhh sebelum sampai kesitu ternyata butuh pemahaman yang dalam, kepekaan yang mudah, dan kesigapan berpikir.

Loyo Satu Melotot Seribu

Pernah ga sih ngerasain nyesek gara-gara ada to do list yang ga kesampaian dikerjain di hari tersebut? Wkwk agak lebay emang kalau sampai nyesek, tapi aku pernah. Dan setelah itu terjadi, mulailah hadir ide-ide baru, semangat baru, dorongan baru yang muncul agar hal tersebut bisa diselesaikan segera ataupun besok. Dengan semangat baru itu pula, keloyoan dan kemleyotan yang hadir segera tergantikan dengan senyuman. MasyaAllah, segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Kuasa membuat itu mungkin terjadi. Ustadz Salim juga menceritakan dalam buku "Dalam Dekapan Ukhuwah" bahwa adat ketimuran, budaya timur itu sangat lekat kaitannya dengan harmoni. Dan itu juga yang bikin kita bisa sadar, bahwa kita ga ada apa apanya. Tanpa menyudutkan budaya/adat barat yang lebih ke "atasnama hak", kita semua, muslim, tetap bersaudara <3 

Sepatu Kita Tak Sama, Brader

Dear, sometime i feel like "I can't handle it anymore" haha. The more grateful a person the more its beauty shine. I already knew, how to look down on person, even people, and I also already knew that act only hurt myself. The one who bears the biggest loss is the one who act like that. Though, he who thinks like that never exchanges "shoes" with anyone else. Ironic.

Sedikit Banyak

Aku tengah mencapai pertengahan buku "Dalam Dekapan Ukhuwah" dan kulihat lagi diriku yang kerdil ini begitu tidak pandai dalam mencintai. Ustadz Salim membahas bahwa ungkapan "Cintailah oranglain sebagaimana engkau ingin dicintai" adalah tidak selalu tepat. Bahkan, lebih sering tidak tepat. Kenapa? Karena seharusnya, dalam dekapan ukhuwah kita ingin memberi perhatian terbaik, dengan cara yang paling apik pula. Bisa banget nih, kejadian bahwa dia dengan tulus mencintaimu tapi dengan cara yg tidak engkau sukai, maka hal itu tidak akan berbuah cinta. Lebih jauh, bisa saja malah menyakiti. Aku berkaca lagi, "oh! Itulah kenapa perasaan benci kadang mudah teringat hanya dengan trigger ringan!" Yap. Misalkan saja kita memiliki memori 4K tentang keadaan yang memalukan yang disetting seseorang. Hanya dengan menyebutkan nama penyetting saja bisa jadi kita langsung ingin cepat cepat menutup memori kita terkait itu. Itulah juga, mungkin, latar belakang perlunya dirumu...

Rehat Sejenak

 Sekali lagi, aku baru saja melihat diriku dari balik tabir. Aku mengenali sifat lain dari diriku. Ceritanya begini, aku baru saja merasa kalap secara tiba-tiba. Kulihat kembali, ini memang hari hari menjelang haid. Akan tetapi, aku lihat lagi bukankah aku bisa menyadari triggernya? Ya pelatuk dari kekalapan itu sendiri adalah rasa menyerah. Aku merasa lelah dan menyerah pada diriku sendiri. Padahal rasa lelah yang aku rasakan tak boleh jadi pembenaran untuk melalaikan hal yang harus dikerjakan. Kusadari lagi, bahwa rumahtangga yang aku impikan dimana aku berperan menjadi istri sangatlah tidak realistis dan penuh pengaruh dongeng besutan disney. Padahal, yang aku impi impikan dan jadi pembenaran adalah Bunda Khadijah ummul mu'minin. Miris sekali bukan?? Tak berhenti disitu, Allah anugerahi aku dengan cermin bacaan. Hari ini kubaca bab berjudul "Senyum Pengertian" yang sempat kureaksikan dengan senyum masam karena kupikir "Semua orang pasti ingin dimengerti." Lal...