"Keep Spirit!", katanya

"Hey, dear
Kita semua tau bahwa rezeki tak hanya didapat dengan satu jalan,
Tapi tidak semua dari kita yakin jalan yang ditempuh haruslah jalan yang halal,
Tidak berhasil di jalan yang ini bukan berarti kamu salah, justru pendapat itu yang payah.

Terima kasih telah berusaha keras untuk impianmu,
Tapi jangan lupakan badan dan lelahmu, supaya kelapangan pada hatimu berguna pada jalan berikutnya

Masa kamu lupa, berapa gelas kopi sudah kamu teguk tuk bantu kamu tetap melek?
Atau, berapa mangkuk mie instan telah kamu telan tuk bantu kamu tetap terjaga?
Lebih dari itu, aku yakin, kamu yakin bahwa yang yakinlah yang 'live alive'

Selamat tersenyum semangat berlapang dada melihat semua ini hanyalah sesuatu yang akan kamu tertawakan besok, lusa, atau lusanya lusa. Keep spirit!"

Benar-benar luar biasa berkecamuk pikiranku. Dia yang mengirimiku surat dan menyapaku dengan 'kesayangan' (dear=kesayangan) benar-benar menghibur hatiku. Ya, hatiku merasa perlu dihibur setelah aku gagal masuk institut teknologi yang ada di Bandung (baca:itebe) melalui jalur SBMPTN. Entahlah, aku yakin ibu memiliki harapan sebesar matahari bahwa aku dapat dengan mudah masuk kuliah disana.

Yah, kupikir impaslah; aku sedih kemudian dihibur. Tapi tetap saja itu sementara. Dalam empat hari kedepan, aku akan mengikuti seleksi mandiri dari institut tersebut. Dan tentu saja, surat dari 'Si A' adalah salah satu amunisi semangatku. Semoga tidurku malam ini tenang tak berisak, tak seperti malam malam sebelumnya yang terang namun tak menyinari, sunyi tapi tak menenangkan, dan rindu tapi tak terbalaskan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukungan yang Terdengar Kecil

Se-iya bukanlah jaminan

Nasehat itu Ketulusan