Dalam Paruh Kedua

 Alhamdulillah Allah beri nikmat untuk masuk ke paruh kedua alias setengah terakhir Ramadan. Dan Alhamdulillah, buku yg sedang kubaca pun baru saja memasuki paruh kedua terakhir. Sungguh aku tak percaya jika ini kebetulan.


Dalam karyanya, beliau menjelaskan bahwa hubungan yang akan dibangun--setelah sebelumnya berkondisikan tanah gersang nan tidak ideal--haruslah berjiwakan prasangka baik kepada Allah dan penuh optimisme walaupun air muka yang terlihat tidak banyak support.


Dalam dekapan ukhuwah, aku belajar bahwa semua yg perlu diasah sebelum action bukan hanya akal, tapi juga hati. Bahkan iman itu letaknya di hati bukan di akal. Oleh sebab kita harus memprioritaskan iman sebagai pisau keputusan kita, maka akan kusebut iman haruslah memimpin akal agar bertemu di jalan yang Allah ridhokan.


Kalau hari ini kita merasa belum berdekapan secara biasa apalagi mesra dalam ukhuwah dan persaudaraan iman kaum muslimin, aku belajar bahwa jalan pertama adalah berkaca penuh makna, sebab bukan ukhuwah dan saudara kita yang perlu disalahkan, tetapi mungkin iman diri ini sedang tak diutamakan.


Aku belajar, bahwa iman itu bertambah dan berkurang. Tidak tetap dan diam saja. Maka dari itu, aku juga perlu mengerti dan memberi pengertian akan adanya sifat dinamis dalam ukhuwah, sebagaimana iman. Dinamika yang dimaksud bukanlah merujuk pada mewajarkan berkurangnya atau bahkan hilangnya iman--naudzubillahi min dzalik--akan tetapi merujuk pada hubungan persaudaraan iman pasti akan diuji. Sebab karunia persaudaraan sendiri itupun bersifat ganda juga sebagai ujian. Apapun yang kita rasa miliki atau pun temui adalah ujian. Ujian, bahwa Allah hendak melihat siapa yang paling baik amalnya, bukan siapa yang paling merasa baik tentang dirinya, dan bukan pula melihat siapa yang paling baik di hadapan manusia.


Sekali lagi, aku belajar bahwa sentral kehidupan ada pada Allah. KaruniaNya, nikmat yang diberikan-Nya, pun ujian yang diberikan-Nya pasti kasih sayang dariNya; agar kita berbenah, dan Allah ridhoi kita untuk lulus dalam ujian ujian.


Bandung, 16 Ramadan 1443

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukungan yang Terdengar Kecil

Se-iya bukanlah jaminan

Nasehat itu Ketulusan