Rumah di Surga

Segala Puji bagi Allah Yang Maha Agung yang memberi taufiq, dimana bacaanku hari ini relate dengan apa yang aku lagi alami.

Jadi, aku sama mamah lagi pengen banget diet, dengan bantuan minuman protein yang biasa kita sebut shake. Nah kita ngomongin itulah dan persiapan makanan di Ramadan untuk buka puasa otomatis beda kuantitasnya.

Papah, ngasih kita nasihat bahwa perlulah kita menikmati ramadan dan puasa dengan macam-macam makanan, dan ga perlu diet. Di satu sisi aku dan mamah ketawa wkwk sebab dietnya gajadi terus. Di sisi lain kita menginsyafi bahwa patuh pada perintah papah itu berpahala, sebab beliau kepala keluarga. 

Aku dan mamah berhujjah dengan alasan berat badan kami terlalu tinggi dan melebihi BMI, yang efeknya kaki mudah sakit, tidak enerjik, perut (setelah makan banyak) sesak, dan sebagian baju jadi tidak terpakai karena tidak muat. Yang lebih parah adalah kalau sesek salatnya ga senikmat biasanya dan sujudnya ga bisa lama. Berdiri juga gabisa lama karena kaki sakit.

Lalu papah menyampaikan hadits Rasulullah saw. bahwa ada 2 kebahagiaan orang yang berpuasa, yaitu ketika berbuka puasa dan ketika menemui Allah". Tafsir yang papah pahami mengenai kebahagiaan berbuka puasa diantaranya adalah diperbolehkannya makan, dan itu benar adanya. Memang lebih bahagia kalau makanan bervariasi.

Aku, mamah, dan papah punya hujjah, yang satu sama lain, sebetulnya tidak bertentangan.

Nasihat papah untuk tidak diet bukanlah kesalahan dan keinginan aku, mamah untuk diet pun beralasan klinis.

Dengan berharap mendapatkan keridhoan Allah, aku dan mamah mengalah, sehingga patuh pada papah. Dengan catatan, diet yang dilakukan berbeda dengan interpretasi dan pemahaman sebelumnya.

Sebetulnya jika aku dan mamah kemukakan ayat alquran yang menjadi landasan diet kami tentu bisa saja. Akan tetapi, al adabul ahsan lebih diutamakan dalam kasus ini, sebab aku dan mamah serta papah punya pola debat. Dimana, aku baca hari ini bahwa dalam hadits riwayat Abu Dawud, jika kita meninggalkan debat, Allah siapkan rumah di surga, sekalipun pendapat kita benar.

Aku berharap rumah itu untuk kami sekeluarga, karena kami berusaha meninggalkan debat, karena Allah ta'ala. aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukungan yang Terdengar Kecil

Se-iya bukanlah jaminan

Nasehat itu Ketulusan